Potongan 500K IELTS Course All Skills Tersedia untuk Pembayaran Langsung!
Indonesia sedang menghadapi tantangan kritis karena ratusan ribu anak mudanya kecewa dengan upaya pencarian kerja mereka. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah besar anak muda Indonesia meninggalkan upaya mereka untuk mencari pekerjaan karena terbatasnya kesempatan dan tingginya persaingan. Tren yang berkembang ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan strategi dan peluang kerja yang lebih efektif, terutama bagi mereka yang mempertimbangkan untuk bekerja di luar negeri. Memahami tantangan-tantangan ini sangat penting ketika kita mengeksplorasi jalur menuju pekerjaan global.
Presiden Jokowi menyoroti rendahnya rasio warga negara Indonesia yang bergelar master (S2) dibandingkan dengan jumlah penduduk produktif. Jumlah lulusan S2 yang cukup kecil dibandingkan dengan total penduduk produktif dapat berimplikasi pada pembangunan Indonesia. Data BPS 2022, menunjukkan bahwa dari 194,48 juta penduduk Indonesia yang berusia produktif (usia 15-64 tahun), hanya 0,45% atau sekitar 882.113 orang yang bergelar S2.
Situasi ini menciptakan siklus di mana kurangnya pendidikan tinggi di kalangan penduduk produktif membatasi peluang kerja, yang pada gilirannya membuat mereka enggan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena kendala keuangan. Akibatnya, pasar kerja menjadi jenuh dengan kandidat yang mungkin hanya memiliki gelar sarjana, sehingga semakin kompetitif dan menantang untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil dan bergaji tinggi.